Pupuk Cair Organic Bioton

Pupuk Cair Organic Bioton
Komposisi

Jumat, 05 Februari 2016

Menerima Pengiriman Luar Kota


Pesan Cepat Via Sms :
Cukup 1 langkah pemesanan Via Sms.

KIRIM SMS:
089654654407 ( 3 )
085226223237 ( AS )
087852597821 ( XL )



yang isinya :

Produk yang di pesan, nama dan
alamat pemesan, dan cara pembayaran yang di inginkan.
Contoh (format SMS bebas, tidak perlu takut salah):
produk A, melani, Jl. xxxxx Jakarta, Bayar Via BRI.




SIAP KIRIM DI LUAR KOTA/PULAU:

PEKAN BARU RIAU, BATAM, MEDAN,ACEH, PALEMBANG, LAMPUNG (SUMATRA ).
BANTEN, SERANG, TANGERANG, JAKARTA, BEKASI, BANDUNG, INDRAMAYU, CEREBON, PURWAKARTA, TASIKMALAYA (JAWA BARAT).
TEGAL, PEKALONGAN, BATANG, KENDAL, SEMARANG, SOLO, JOGJA, JEPARA, KUDUS ( JAWA TENGAH ).
SIDOHARJO, MALANG, KEDIRI, SURABAYA, MADURA (JAWA TIMUR).
LOMBOK, BALI DAN SE-KALIMANTAN.

PERHATIAN:

- Kami hanya melayani pengiriman via paket
- Pembayaran melalui transfer
- Siap melayani di berbagai kota di INDONESIA
- Jasa pengiriman JNE/TIKI/POS
- Bank pembayaran BNI, BRI, BCA, MANDIRI
     
      Baca Selengkapnya »      

Jumat, 29 Januari 2016

Panduan Bioton

PANDUAN APLIKASI PERTANAMAN
POC BIOTON – CIPTA TANI MAKMUR
TANAMAN JERUK

Pada Awal Penanaman :
_ Untuk mempercepat pertumbuhan akar dari bibit jeruk yang akan ditanam, 1 (satu) minggu
sebelum bibit jeruk ditanam, lubang tanam yang sudah dipersiapkan disiram BIOTON
(larutan BIOTON 10 cc per liter air) sebanyak 250 cc per lubang tanam.
_ 2 (dua) hari setelah tanam, tajuk pohon jeruk disemprotkan larutan BIOTON dengan dosis
4 cc per liter larutan, usahakan baik daun maupun batang basah terkena larutan.
Pada Masa Pemeliharaan Tanaman :
_ Umur 1 (satu) bulan setelah tanam, tanaman jeruk disemprot BIOTON (dosis 4 cc/liter
larutan) dan selanjutnya setiap 20 (duapuluh) hari sekali sampai pohon berbunga. Pada
saat berbunga aplikasi BIOTON dihentikan.
_ Setelah berbunga jeruk sebagian besar menjadi buah (± 70%) aplikasi dilanjutkan dengan
dosis 4 (empat) cc/liter larutan dan interval setiap 10 (sepuluh) hari sekali sebanyak 3
(tiga) kali aplikasi.
Pasca Panen :
_ Seminggu setelah panen buah (pemetikan terbanyak) dilakukan aplikasi BIOTON dengan
dosis 5 (lima) cc/liter larutan dan interval aplikasi 20 (duapuluh) hari sekali, sampai
terbentuk bunga kembali.
Aplikasi BIOTON pada tanama jeruk akan menghasilkan tanaman jeruk :
_ Cepat berbunga;
_ Jumlah bunga 50% lebih banyak;
_ Bunga yang dapat menjadi buah lebih banyak (dari ± 60% menjadi ± 70%);
_ Ukuran buah jeruk yang dihasilkan ± 15% lebih besar;
_ Hasil produksi buah jeruk dapat meningkat minimal 20%.
Catatan : Pupuk dasar tetap dipakai dengan dosis cukup ± 70%

JAMUR MERANG

Perlakuan Media Tumbuh :
_ Pada saat pembuatan kompos, BIOTON dicampurkan kedalam bahn calon kompos
dengan menggunakan sprayer. Bahan kompos disusun beberapa sap dalam satu
timbunan bahan. Pada setiap sap, permukaan sap disemprot larutan BIOTON
sebelum peletakan bahan untuk sap berikutnya, demikian seterusnya sampai sap
terakhir.
_ Untuk timbunan bahan kompos bersap sebanyak 600 kg, diperlukan pupuk BIOTON
2 (dua) liter. Konsentrasi larutan BIOTON yang disemprotkan adalah 20%. 1
(satu) liter BIOTON untuk 5 (lima) liter larutan.
_ Setelah kompos media jamur masuk shed, permukaan kompos dalam shed disemprot
dengan larutan BIOTON (menggunakan sprayer dengan nozel disempitkan/spray
berupa kabut). Konsentrasi larutan 10%, media siap dipasteurisasikan.
Perlakuan pada Pertumbuhan Jamur :
_ Pada saat tubuh jamur terbentuk dan sebagian besar telah terbentuk sebesar
kelereng (diameter 0,5 cm – 1 cm), dilakukan penyemprotan produksi (setelah
nozel disempitkan) dengan konsentrasi larutan 10%.
_ Dalam kondisi pertumbuhan normal, perlakuan penggunaan BIOTON dapat
meningkatkan produksi minimal 20%-40%

KARET

Pada Persemaian Bibit :
1 (satu) minggu setelah pertumbuhan kecambah sempurna (fase bayonet) dan sebelum
dipindahkan di persemaian bibit, lakukan penyemprotan PPC BIOTON dengan dosis 4
(empat) cc/liter larutan dengan maksud mengurangi presentase kematian bibit di
persemaian.
Ulangi penyemprotan PPC BIOTON ± 15 (lima belas) hari sekali dengan 5 (lima)
cc/liter larutan dengan maksud :
_ Untuk memperoleh tanaman batang bawah yang sehat dan cepat pertumbuhannya;
_ Untuk memperoleh tanaman batang bawah yang mudah diokulasi (kulitnya mudah
mengelupas) sehingga okulasi dapat dengan mudah dilakukan;
_ Untuk memperoleh hasil (prosentase keberhasilan) okulasi yang lebih tinggi;
Pada teknik okulasi coklat (brown budding) penyemprotan terakhir di pembibitan
diperkirakan bibit untuk batang bawah berumur 9 (sembilan) bulan diameter berkisar ±
2 (dua) cm.
Pada teknik okulasi hijau (green budding) penyemprotan dihentikan pada usia batang
bawah 3 (tiga) - 5 (lima) bulan (masih berwarna hijau) diameter ± 1 – 1,5 cm;
tinggi tanaman ± 60 cm.
Pada penanaman okulasi stum mini, okulasi mata tidur dan stum tinggi, celupkan akar
tanaman selama ± 10 menit kedalam larutan BIOTON dengan dosis 6 (enam) cc/liter
air, dengan maksud untuk merangsang petumbuhan akar-akar baru.
Pada Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) :
Lakukan penyemprotan BIOTON ± 20 hari sekali dengan dosis 6 (enam) cc/liter
larutan dengan maksud :
- Merangsang pertumbuhan cabang;
- Segera didapat tanaman dengan mahkota yang lebih cepat dan baik (rimbun),
sehingga proses fotosintesis dapat lebih sempurna;
- Manambah kesuburan pertumbuhan dan memperoleh cabang yang rimbun;
Aplikasi pada fase ini dapat dihentikan pada usia ± 15-18 bulan sejak saat tanaman
karet masih dimungkinkan penyemprotan lewat daun karena ketinggian tanaman ± 2,5
m – 3 meter.
Aplikasi dapat dilakukan bersamaan penyemprotan fungisida, misal kopperoxyclosidu,
dithant M45, dll. Untuk mencegah terhadap gangguan tunas-tunas baru dari serangan
jamur.

KEDELAI

_ Aplikasi pertama dilakukan pada umur 15 – 20 Hari Setelah Tanam (HST). Dosis yang
digunaka adalah 4 (empat) cc/liter larutan. Perlakuan ini dapat memacu pertumbuhan
rizobium (bintil-bintil akar pengikat N-tanah), sehingga tanaman kedelai dapat memperoleh
unsur N yang cukup memadai untuk menopang petumbuhannya;
_ Aplikasi kedua dilakukan pada saat primordia (± 38 – 42 HST). Dosis yang digunakan
adalah 6 (enam) cc/liter larutan. Perlakukan ini untuk memacu tanaman menghasilkan
bunga produktif yang banyak dan sehat, serta meningkatkan aktifitas rizobium yang
terbentuk;
_ Pemberian pupuk dasar berupa TSP/SP 36 dan KCl sesuai dosis rekomendasi pemupukan
setempat, penggunaan BIOTON mampu meningkatkan produksi antara 20%-50%;
_ Dengan kemampuan menumbuhkan dan mengaktifkan rizobium, penggunaan BIOTON dapat
mengurangi dosis penggunaan urea sampai 75%, sehingga urea yang diperlukan cukup 25%
dari dosis normal yang dianjurkan setempat;

KENCUR

_ Larutan;
_ Umur 4 (empat) bulan, diberikan setelah pembubunan guna merangsang
pembentukan rimpang dan pembesaran rimpang;
Pelaksanaan disemprotkan pada daun
- Efek positi memperbesar ukuran rimpang sampai ± 15%
- Rimpang lebih padat dan peningkatan produksi sampai ± 35%

KENTANG

Aplikasi Pada Tanaman Bibit
- 5 (lima) hari sebelum bibit ditanam, lubang tanam disiram larutan BIOTON (dosis
10 cc/liter air) volume siraman 50 cc per lubang tanam;
Aplikasi pada saat tumbuh
- Aplikas BIOTON setelah tanaman tumbuh, minimal 3 (tiga) kali yaitu 15 HST, 25
HST, dan 40 HST, dengan dosis 4 (empat) cc per liter larutan;
Aplikasi pada saat terkena serangan ham
Pada kondisi menderita serangan hama pada tingkat berat, tambahan pemberian
BIOTON diberikan bersamaan dengan penyemprotan insektisida dengan dosis 4 (empat)
cc/liter larutan;
Pemberian tambahan BIOTON sebagai pupuk pelengkap dapat meningkatkan efisiensi
penggunaan pupuk dasar (N,P dan K) yang diberikan kepada tanaman, sehingga dapat
meningkatkan produksi umbi kentang minimal 15%.

LABU SYAM/JIPANG

Perlakuan pada lubang tanam. 5 (lima) hari sebelum biji ditanam, lubang tanam
disiram dengan larutan BIOTON denga konsentrasi 20 (duapuluh) cc/liter air. Setiap
lubang tanam memerlukan volume siraman 100 ml, sehingga 1 (satu) liter BIOTON
dapat digunakan untuk 500 lubang tanaman.
Aplikasi pertama larutan BIOTON disemprotkan dengan dosis 4 (empat) cc/liter,
selanjutnya diulang setiap 20 (duapuluh) hari sekali sampai tanaman mulai berbunga.
Pada saat tanaman berbunga hingga terlihat telah terbentuk bunga (kira-kira mencapai
60% - 70% dari populasi, aplikasi dihentikan.
Setelah terlihat terjadi buah ± 60% dari populasi, aplikasi BIOTON dilanjutkan untuk
memperbesar buah atau mempercepat masa panen dengan dosis 4 (empat) cc/liter
larutan. Selang waktu penyemprotan 15 (lima belas) hari atau 2 (dua) minggu sekali
sampai buah habis panen.
1 (satu) bulan sebelum terjadi pembungaan berikutnya, aplikas BIOTON dilakukan
setiap 15 (lima belas) hari sekali atau 2 (dua) minggu sekali.
Selanjutnya aplikasi dilakukan berulang yang merupakan satu siklus terus menerus
sampai tanaman dibongkar/diganti (± pada umur lima tahun).
Aplikasi BIOTON pada tanaman labu siam/jipang dapat meningkatkan produksi ± 40%-
60% yang bervariasi sesuai dengan syarat teknis lokasi. Peningkatan produksi berupa
peningkatan jumlah buah dan berat per satuan buah.

MANGGA

Pohon produktif
- 2 (dua) bulan sebelum masa berbunga disemprot 3 x (tiga kali). Periode
penyemprotan ± setiap 2-3 minggu sekali sekali. Setelah mulai berbunga
penyemprotan dihentikan. Dosis 5 (lima) cc/liter larutan.
- Pada saat terbentuk pembuahan mencapai ± 60% disemprot 2 x (dua kali). Periode
penyemprotang ± setiap 2-3 minggu sekali dengan dosis 5 (lima) cc/liter larutan.
- Setelah panen berakhir pohon 3 X (tiga kali). Periode penyemprotan ± 2-3 minggu
sekali.
Pohon Tua/Tidak Produktif
- Dibuat lubang pada tanah sekitar pangkal pohon dengan jarak dari pangkal pohon ± 1
(satu) meter, sebanyak 4 (empat) buah. Kedalaman lubang ± 70 – 100 cm.
Diameter ± 5 cm. Setiap lobang diisi 50 cc BIOTON yang dicampur air ± 2 (dua)
liter.
- Aplikasi selanjutnya sama dengan tanaman produktif

MELINJO

Pada Tanaman Muda, umur ± 4 (empat) tahun
- Aplikasi dilakukan melalui penyemprotan pada tajuk dan batang tanaman
- Frekuensi aplikasi setiap 15 (limabelas) hari sekali. Dosis larutan 5 (lima) cc/liter
larutan.
Pada Tanaman Produktif
Cara-1 :
Aplikasi dilakukan melalui penyemprotan pada tajuk dan batang tanaman
Frekuensi aplikasi setiap ± 2-3 minggu sekali. Dosis larutan 5 (lima) cc/liter larutan
Cara-2 :
- Aplikasi dilakukan melalui infus batang. Volume carian infus 10 cc – 20 cc per
pohon. Dosis infus 10% (100 cc/liter air)
- Frekuensi aplikasi 4 (empat) bulan sekali atau paling tidak dilakukan setelah panen
buah.
Pada konsumsi pohon yang mengalami kerontokan buah tinggi, penyemprotan dilakukan
pada buah-buahan yang telah berumur 1 (satu) bulan dengan dosis 5 (lima) cc/liter
larutan. Aplikasi ini mampu mengurangi tingkat kerontokan buah sampai 30%.

MURBEI DALAM BUDIDAYA ULAT SUTRA

Fase Pembibitan/Persiapan Stek Batang
- Batang tanaman murbei calon bahan stek, 5 (lima) hari sebelum dipotong, daun
dan batangnya disemprot/dibasahi dengan larutan BIOTON dosis 5 (lima) cc/liter
air.
- Stek batang setelah dipotong, ujung bagian bawah direndam dalam larutan BIOTON
dengan dosis 10 (sepuluh) cc/liter air selama 1 (satu) jam. Kemudian stek ditanam
baik di bedengan maupun didalam polybag.
- Selama pertumbuhan bibit, ± 2,5 (dua setengah) bulan atau 10 minggu dilakukan
penyemprotan BIOTON setiap 10 (sepuluh) hari sekali dengan dosis 4 (empat)
cc/liter larutan.
Fase Penanaman di Lapangan
Penanamn murbei dapat dilakukan dengan sistem lubang tanam atau porakan, untuk
mempersiapkan tempat/lubang tanam yang dapat mempercepat perkembangan akar
bibit yang ditanam, lubang tanam atau parit porakan disiram dengan larutan BIOTON
dosis 10 (sepuluh) cc/liter larutan, dengan volume siraman 100 cc (0,1 liter) per
lubang tanam.
Fase Pemeliharaan Awal
- Aplikasi BIOTON baru dilaksanakan pertama kali pada umur 2 (dua) minggu setelah
tanam dengan dosis 5 (lima) cc/liter dan selanjutnya diberikan setiap 2 (dua)
minggu sekali.
- Pembentukan dan seleksi cabang dilakukan pada saat tanaman berumur 6-8 minggu.
Pada umur 5 (lima) bulan, tanama murbei sudah dapat dimanfaatkan daunnya
dengan cara pemangkasan.
Fase Produksi
Setelah tanaman murbei mulai dipanen daunnya, aplikasi BIOTON dilaksanakan sehari
setelah pemangkasan/panen daun, disamping aplikasi rutin setiap ± 2-3 minggu sekali
dengan dosis 5 (lima) cc/liter larutan.
BIOTON mampu meningkatkan produksi tanaman hingga ± 30%-40%. Tidak
mengandung bahan toxic (beracun) sehingga aman bagi pertumbuhan ulat sutra, bahkan
mampu meningkatkan produksi kokon hingga ± 10%.

PADI

- Aplikasi Tahap-I : aplikasi BIOTON pada tanaman padi dilakukan di persemaian, yaitu
7 (tujuh) hari sebelum bibit dicabut (untuk ditanam). Perlakukan ini dilakukan agar
bibit yang ditanam tidak mengalami proses layu dan segera tumbuh dengan baik.
Dosis yang digunakan 4 (empat) cc/liter larutan.
- Aplikasi Tahap-II : Aplikasi dilakukan pada saat berumur 15 (lima belas) HST.
Perlakukan ini dimaksudkan agar anakan menjadi lebih banyak, atau setidaknya
meningkat ± 20%. Dosis yang digunakn 4 (empat) cc/liter larutan.
- Aplikasi Tahap-III : Aplikasi dilakukan pada masa primordia (untuk padi genjah = ±
30-35 HST, padi berumur dalam = ± 40-45 HST ). Dosis yang digunakan 6
(enam) cc/liter larutan. Perlakuan ini dimaksudkan agar sebagian besar anakan/±
80% dapat berbunga.
- Aplikasi Tahap-IV : Aplikasi dilakukan pada saat matang susu dengan dosis 4
(empat) cc/liter. Perlakuan ini dimaksudkan agar semua butir gabah yang terbentuk
dapat “bernas” dan meningkatkan berat 1.000 butir gabah hingga 10%.
Dengan perlakuan BIOTON 4 (empat) tahap ini, produksi tanaman padi dapat
meningkat setidaknya ± 25% atau maksimal 50%. Untuk menghemat aplikasi BIOTON
dapat dicampur dengan insektisida.

TEH

Aplikasi pada tingkat pembibitan (stek daun)
- Bahan tanaman yang akan digunakan sebagai calon stek daun, 7 (tujuh) hari
sebelum dipotong (untuk stek) disemprot BIOTON dengan dosis 6 (enam) cc/liter
larutan.
- Bahan stek yang siap tanam dicelup dalam larutan BIOTON (dosis 10 cc/liter) lalu
ditanam di persemaian.
- Setelah stek bertunas dan daun muda sudah keluar 3-4 helai, persemaian disemprot
dengan BIOTON dosis 4 cc/liter larutan secara berkala setiap 10 (sepuluh) hari
sekali sampai bibit siap ditanam di lahan.
Aplikasi pada tingkat pembibitan (stek okulasi)
- Setelah biji disemai tumbuh dan daunnya sudah keluar 5-6 helai, persemaian
disemprot BIOTON dengan dosis 4 (empat) cc/liter larutan secara berkala setiap 10
(sepuluh) hari sekali, sampai tanaman siap untuk diokulasi.
- 10 (sepuluh) hari setelah bibit okulasi dipotong, bibit disemprot BIOTON dengan
dosis 4 (empat) cc/liter. Untuk 1 (stu) bulan pertama, dilakukan penyemprotan
setiap 7 (tujuh) hari sekali. Selanjutnya selang waktu penyemprotan cukup 15 (lima
belas) hari sekali sampai bibit siap ditanam di lahan.
Aplikasi pada tanaman muda
Aplikasi pada tanaman muda dilakukan setiap 2-3 minggu sekali dengan dosis 6 (enam)
cc/liter. Sebagai tambahan, 2 (dua) hari setelah pemangkasan (pangkas bentuk)
tanaman disemprot BIOTON dengan dosis 6 (enam) cc/liter. Perlakuan dilaksanakan
sampai tanaman siap produksi.
Aplikasi pada tanaman produktif
Pada tanaman yang sudah produktif, aplikasi BIOTON dilakukan 1-2 hari sebelum
pemetikan dengan dosis 4 (empat) cc/liter.

TEMBAKAU

Sebelum Tanam
2 (dua) hari sebelum tanam, lubang tanam disiram larutan BIOTON dengan dosis 6
(enam) cc/liter. Larutan sebanyak 1 (satu) tanki sprayer (volume 5 liter) digunakan
untuk 300 lubang tanam. Perlakuan ini agar tanah mampu menjadi media tumbuh
yang prima bagi tanaman tembakau muda, sehingga perkembangan akar cepat dan
mudah menembus lapisan tanah.
Aplikasi pada bibit tanaman
5 (lima) hari sebelum bibit ditanam, bibit dipersemaian di semprot larutan Bioton
dengan mengunakan dosis 5 cc/liter larutan . perlakuan ini dapat mengurangi efek
negatip dari mekanisme pemindahan tanaman bibit dari persemaian ke lahan produksi .
Aplikasi selama Pertumbuhan Tanaman
Selama pertumbuhan tanaman,aplikasi Bioton dilakukan 3 (tiga) kali yakni pada:
- umur 7 (tujuh) HST
- umur 21 (dua puluh satu) HST
- umur 35 (tiga puluh lima) HST
dengan menggunakan larutan Bioton 4 (empat) cc per liter larutan.
Apabila dengan menggunakan Bioton ini akan meningkatkan jumlah daun sampai 18% dan
besar daun/lebar bertambah 15%. Peningkatan total produksi daun tambahan yang akan
terjadi minimal 20% dan maksimal 40%.

BUDIDAYA UDANG/TAMBAK UDANG

- Bioton diberikan pada saat 1 (satu) minggu sebelum penebaran benur
- Setiap 1 (satu) liter Bioton dilarutkan terlebih dahulu dalam 10 liter air tambak,
baru kemudian disebarkan marata dalam tambak yang sudah siap tanam. Dosis
penggunaan Bioton adalah 3 (tiga) liter untuk setiap hektar.

BUDIDAYA BANDENG/TAMBAK BANDENG

- Bioton diberikan pada saat pemasukan air pertama. Air diusahakan setinggi 10 cm –
15 cm dari dasar tambak.
- Bioton disebarkan merata setelah dilarutkan dalam air tambak. 1 (satu) liter Bioton
untuk 10 (sepuluh) liter air.
- Setelah pemberian Bioton, air tambak dibiarkan selama 5-7 hari, kemudian pengisian
air tambak dilanjutkan sampai posisi siap tanam nener bandeng. Dosis untuk tambak
bandeng 2 (dua) liter per hektar.

VANILI

Aplikasi pada fase pembibitan tanaman
- Batang calon stek, 1 (satu) minggu sebelum dipotong disemprot Bioton dosis 4
(empat) cc/liter.
- Stek tanaman vanili di tempat pembibitan disemprot larutan Bioton dosis 4
(empat) cc/litre setia 10 (sepuluh) hari sekali.
- 1 (satu) minggu sebelum tanam, lubang tanam disiram Bioton dengan dosis 10
(sepuluh) cc/liter air. Volume siraman per lubang tanam adalah 50 (limapuluh) cc.
Aplikasi pada tanaman usia produktif
- Tanaman disemprot larutan BIOTON setiap 20 hari sekali sampai tanaman
berbunga;
- 1 (Satu) hari setelah pemangkasan dengan dosis 4 (empat) cc/liter;
- 1 (satu) minggu setelah pemetikan buah terakhir;
- 1 (satu) bulan sebelum masa berbunga;
- Setiap 6 (enam) bulan pada sekitar lubang tanam, disuntik larutan BIOTON degan
dosis 6 (enam) cc per liter. Volume suntikan per lubang tanam 50 cc.

ASPARAGUS

Aplikasi pada fase Pembibitan
- Bibit tanaman di tempat pendederan 1 (satu) minggu sebelum dipindah ke tempat
persemaian disemprot dengan BIOTON dengan dosis 4 (empat) cc/liter larutan.
Daun dan batang tanaman disemprot sampai basah;
- Bibit tanaman di persemaian disemprot BIOTON setiap 20 (duapuluh) hari sekali
sampai umur bibit cukup untuk dipindahkan ke lahan produksi. Aplikasi BIOTON
pada fase pembibitan terakhir dilakukan kira-kira 7 (tujuh) hari sebelum bibit
ditanam di lahan produksi.
Aplikasi pada Tanaman Muda
- 1 (satu) bulan setelah bibit ditanam di lahan produksi dilakukan penyiraman dengan
larutan BIOTON dosis 10 (sepuluh) cc/liter larutan. Perlakukan ini dimaksud untuk
mempercepat proses pengemburan tanah, sehingga akar tanaman dapat berkembang
dengan baik dan rizomanya dapat tumbuh dan berkembang sehat.
- Aplikasi BIOTON berikutnya dilakukan setiap 20 (duapuluh) hari sekali secara terus
menerus dengan dosis 5 (lima) cc per liter larutan. Aplikasi ini diterapkan pada
daun dan batang sampai basah;
Aplikasi pada Tanaman Produktif
- Untuk tanaman yang sudah berproduktif, aplikasi BIOTON dilakukan 10 (sepuluh)
hari setelah pemanenan dan selanjutnya setelah 20 (duapuluh) hari sekali sampai
masa panen berikutnya. Dosis yang optimal adalah 5 (lima) cc per liter larutan.
- Aplikasi BIOTON pada tanaman asparagus dapat meningkatkan produksi 15%-30%
dan mempercepat siklus panen karena dipercepatnya pembentukan rebung.



BAWANG MERAH/PUTIH

Tanaman Bawang merah produksinya ditentukan oleh banyaknya anakan dan besar umbi
setiap anakan. Proses pembentukan anakan dimulai sejak tanaman bawang berumur 10
(sepuluh) HST sampai umur 25 (duapuluh lima) HST. Setelah umur 25 (duapuluh
lima) hari, kegiatan pembentukan anakan mulai menurun drastis. Pertumbuhan
tanaman mulai terkonsentrasi pada pembesaran umbi. Untuk dapat meningkatkan
produksi tanaman bawang merah, aplikasi BIOTON dilakukan sbb :
- Aplikasi-1, dilakukan pada umur 5 (lima) HST dengan dosis 5 (lima) cc/liter
larutan. Perlakukan ini akan mendorong pertumbuhan tanaman induk mempersiapkan
dalam bentuk anakan.
- Aplikasi-2, dilakukan pada umur 12 (duabelas) HST dengan dosis BIOTON 5 (lima)
cc/liter larutan. Fase ini adalah fase awal kegiatan pembentukan anakan, sehingga
tanaman dipacu untuk membentuk anakan sebanyak mungkin.
- Aplikasi-3, dilakukan pada umur 19 (sembilan belas) HST dengan dosis BIOTON 5
(lima) cc/liter larutan. Sesuai dengan kemampuan BIOTON untuk meningkatkan
daya serap tanaman terhadap unsur pupuk yang diberikan. Perlakuan ini mampu
mempertahankan/menyiapkan anakan yang terbentuk untuk membentuk umbi yang
sehat.
- Aplikasi-4, dilakukan pada umur 25 (duapuluh lima) HST dengan dosis BIOTON 5
(lima) cc/liter larutan. Perlakuan ini dapat memacu anakan membentuk umbi lapis
sehingga akan diperoleh anakan dengan umbi lapis yang berukuran relatif besar dan
ukuran beragam.
Aplikasi BIOTON pada tanaman bawang merah dapat meningkatkan produksi sekitar
15%-35%. Aplikasi dapat dilakukan bersamaan/dicampur dengan insektisida/fungisida
namun tidak dapat dicampur dengan PPC ataupun ZPT lainnya.

BUNCIS

- Aplikasi pertama dilakukan pada umur 10-15 HST dengan dosis 4 (empat) cc/liter
air setelah pemupukan dasar pertama (ZA, ZK, SP36). Aplikasi tersebut dilakukan
untuk merangsang pertumbuhan vegetatif;
- Aplikasi kedua dilakukan pada umur 30-35 HST dengan dosis 6 cc/iter air, setelah
pemupukan dasar yang kedua aplikas tersebut dilakukan untuk merangsang
pertumbuhan dan pembuahan.
Dengan menggunakan BIOTON penggunaan pupuk dasar dapat ditekan hingga 30%. Hasil
dari aplikasi BIOTON pada tanaman buncis dapat meningkatkan panen hingga minimal
20%.
Catatn :
Apabila si pengguna menginginkan aplikasi tambahan dapat dilakukan 1 (satu) minggu
setelah aplikasi kedua.

CABAI BESAR

- Aplikasi pada pembibitan di tempat pembibitan 1 (satu) minggu sebelum bibit
dipindahkan ke lapangan;
- Sebelum bibit ditanam, BIOTON dapat diaplikasikan pada lobang tanaman
(disiramkan) dengan menggunakan sprayer. Dengan dosis 6 (enam) cc/liter larutan.
Volume per lobang tanaman ± 0,2 liter larutan.
- Aplikasi di pertanaman pada umur 2 (dua) MST dengan dosis 4 (empat) cc/liter
larutan dan diulangi setiap 15 (lima belas) hari sekali;
- Pada umur 35 (tiga puluh lima) HST tanaman disemprot kembali dengan dosis 4
(empat) cc/liter larutan. Untuk mendapatkan hasil maksimal, aplikasikan setiap 10
(sepuluh) hari sekali sampai menjelang tanaman dibongkar. Aplikasi seperti ini dapat
meningkatkan produksi minimal 15%-30% dengan kualitas buah lebih bagus.


COKLAT

Aplikasi pada fase pembibitan tanaman
- Bibit tanaman coklat yang berasal dari biji maupun stek di pembibitan disemprot
setiap 15 (limabelas) hari sekali dengan dosis 4 (empat) cc/liter larutan;
- Sebelum bibit ditanam, lubang tanam disiram larutan BIOTON dengan dosis 10
(sepuluh) cc per liter larutan. Volume siraman per lubang tanam 50 (limapuluh)
cc.
Aplikasi pada tanaman muda
Aplikasi dilakukan 20 (duapuluh) haris sekali sampai tanaman belajar berbuah;
Aplikasi pada tanaman usia produktif
- Aplikasi dilakukan dengan menyuntikkan larutan BIOTON dengan dosis 10 (sepuluh)
cc/liter larutan disekeliling pohon. Jarak lubang suntikan terhadap pohon kurang
lebih 50 cm. Lubang suntikan minimal 3 (tiga) buah. Volume larutan suntikan per
pohon ± 150 cc.
- Waktu aplikasi 1 (satu) bulan sebelum tanaman berbunga dan 1 (satu) bulan
setelah petik buah terakhir.

JAGUNG

Penggunaan BIOTON pada tanaman jagung minimal 2 (dua) kali aplikasi umur 21 HST
dan 42 HST dan maksimal 3 (tiga) kali aplikasi yakni umur 15 HST, 21 HST dan 42
HST.
- Aplikasi pada umur 15 HST dengan dosis 4 (empat) cc/liter larutan untuk memacu
pertumbuhan vegetatif sehingga batang menjadi lebih besar dan daun menjadi lebih
banyak dan lebih besar luasnya;
- Aplikasi pada umur 21 (duapuluh satu) HST dengan dosis 4 (empat) cc/liter
larutan untuk memacu pertumbuhan/mempercepat timbulnya bunga jantan yang
sehat.
- Aplikasi pada umur 42 HST dengan dosis 6 (enam) cc per liter larutan untuk
memacu terbentuknya bunga betina dengan kondisi tongkol dasar lebih sehat dan
lebih panjang, sehingga memungkinkan terbentuknya butir jagung lebih banyak untuk
setiap tongkolnya.
Efek secara simultan dari ketiga perlakuan tadi adalah terjadinya peningkatan produksi
minimal 25%. Dalam kondisi pupuk dasar yang diberikan sesuai dengan rekomendasi
pemupuan setempat, penggunaan BIOTON dapat meningkatkan produksi sampai 40%.

JAHE

Tanaman jahe yang dipanen muda
Aplikasi pada tanaman jahe yang dipanen muda (umur ± 4 bulan) dilakukan 3 (tiga)
kali yakni pada umur 2 (dua) MST, 5 (lima) MST dan 8 (delapan) MST. Aplikasi
disemprotkan pada daun dengan dosis 5 (lima) cc/liter diperkirakan dapat
meningkatkan produksi ± 40%.
Tanaman Jahe yang dipanen tua (umur ± 8-10 bulan)
Aplikasi dilakukan sebanyak 5 (lima) kali dengan dosis 5 (lima) cc/liter larutan dengan
periode sbb :
- Umur 40 (empatpuluh) HST atau sehari setelah pemupukan dasar-I, yang
dimaksudkan untuk mempercepat pertumbuhan vegetatif;
- Umur 80 (delapan puluh) HST yang dimaksudkan untuk perkembang biakan
rimpang;
- Umur 120 (seratus duapuluh) HST untuk pembesaran rimpang;
- Umur 6 (enam) bulan untuk pembesaran dan pematangan rimpang.
Pemberian pupuk dapat dikurangi sebanyak 25%. Peningkatan produksi antara 25%-
45%.


PAPRIKA_

Aplikasi pada paprika dilakukan dengan dosis 5 (lima) cc/liter larutan dan periode
sebagai berikut :
- Aplikasi-I, dilakukan pada umur 3 HST;
- Aplikasi-II, dilakukan pada umur 15 HST;
- Aplikasi berikutnya dilakukan setiap minggu hingga tanaman berbunga;
- Setelah tanaman berbunga/berbuah aplikasi dilakukan setiap 10 (sepuluh) hari sekali.
Pada aplikasi-I dan aplikasi-II, waktu aplikasi bisa dilakukan pagi-siang (dari mulai
matahari terbit sampai pukul 15.00). Pada aplikasi tanaman produktif
(berbunga/berbuah) aplikasi dilakukan diatas pukul 11.00 s/d 15.00.
Penggunaan BIOTON diperkirakan akan menaikkan produksi tanamam ± 30% dan umur
berbunga dipercepat 5-10 hari.

PEPAYA

Aplikasi pada fase pembibitan
- Pada tahap persemaian, aplikasi BIOTON dilakukan setelah kecambah pepaya berdaun
4-5 helai (perlakuan disemprotkan) dengan dosis 5 (lima) cc/liter larutan.
- Pada tahap pengetiman, aplikasi BIOTON dilakukan3 (tiga) hari sebelum bibit
ditanam.
Aplikasi pada fase penanaman
Sebelum bibit ditanamkan, lubang tanam disiram dengan larutan BIOTON dengan
konsentrasi 10 cc/liter. Volume siraman per lubang 50 (limapuluh) cc. 1 (satu) liter
larutan dapat digunakan untuk 20 lubang tanam.
Aplikasi pada fase pertumbuhan
- Aplikasi BIOTON pada pertumbuhan, untuk pertama kali dilakukan pada umur
tanaman 10 (sepuluh) HST;
- Aplikasi berikutnya dilakukan setiap 10 (sepuluh) hari sampai tanaman mulai
berbunga;
- Setelah tanaman membentuk buah, aplikasi BIOTON dilakukan 20 (duapuluh) hari
sekali, selama tanaman berproduksi normal;
- Pada tahap produksi mulai menurun (60%) dari produksi normal, tanaman disiram
dengan larutan BIOTON 40 cc/liter. Volume siraman/cor adalah 50 (limapuluh) cc
per pohon.
- Selanjutnya aplikasi BIOTON dilakukan seperti biasa yakni disemprotkan pada daun,
dengan konsentrasi larutan 5 (lima) cc/liter setiap 20 (duapuluh) hari sekali.

SALAK

Fase Pembibitan
- Bibit tanaman dari biji = 4 (empat) hari sebelum bibit dipersemaian dipindahkan ke
polybag/keranjang. Dosis 4 (empat) cc/liter larutan.
- Bibit tanaman dari cangkokan = untuk anakan yang siap cangkok, 7 (tujuh) hari
sebelum pencangkokan disemprot BIOTON pada daun dan batang sampai basah
merata. Dosis 4 cc/liter larutan.
- 4 (empat) hari sebelum pemotongan batang cagkokan, daun dan batang disemprot
sampai basah dan merata. Dosis 4 (empat) cc per liter.
- Bibit dari bahan bibit cangkokan, 4 (empat) hari sebelum penanaman dilahan
aplikasi BIOTON dengan dosis 4 (empat) cc per liter.
Tanaman Muda pada Lahan Produktif
30 (tigapuluh) HST, dosis 5 (lima) cc per liter, kemudian selanjutnya setiap 60
(enampuluh) hari sampai tanaman mulai berbuah.
Tanamn Produktif
Untuk tanaman yang sudah berbuah, waktu aplikasi 30 (tigapuluh) hari setelah terjadi
penyerbukan bunga betina dan dua hari setelah pemetikan/panen buah. Peningkatan
produksi rata-rata mencapai 15%-23%.

SINGKONG

- Stek batang singkong sebelum ditanam direndam (ujung bawahnya) dengan larutan
BIOTON 100 cc/liter air selama ± 1,5 jam (90 menit), untuk
memacu/mempercepat terbentuknya akar dan memperbanyak jumlah akar
produktifnya.
- Aplikasi berikutnya diberikan pada saat stek sudah berdaun antara 5-8 helai.
Aplikasi lanjutan diberikan setiap 20 (duapuluh) hari sekali sebanyak 3 (tiga) kali.
Aplikasi BIOTON pada tanaman singkong dapat mempercepat masa panen ± 20-30
hari, dengan peningkatan hasil antara 25% - 40%. Agar dapat memacu tingkat
produksi lebih tinggi, penggunaan pupuk dasar disarankan tidak kurang dari 70% dosis
pemupukan berdasarkan rekomendasi pemupukan wilayah masing-masing.

BUDIDAYA LELE

Untuk pendederan
Pada ukuran bibit/nener 2-3 cm, dosis 200 cc per 1000 m2
Cara penggunaannya :
- Bioton diberikan pada saat pemasukan air pertama
- Usahakan air kolam setinggi 15-20 cm
- Pemberian BIOTON dengan cara dicampur air kemudian disemprotkan atau
disiramkan sampai merata;
- Cairkan dalam kolam 5-7 hari hingga tumbuh plankton.
Untuk Pembesaran Bibit
Dari ukuran 2,3 ke 5, 7 cm atau sampai dengan konsumsi
Cara penggunaannya :
- Campurkan 10 cc BIOTON ke 1 (satu) liter larutan
- Campurkan/semprotkan ke makanan hingga rata kemudian berikan.
Manfaat Penggunaan BIOTON untuk ikan lele
- Meningkatkan nafsu makan;
- Mempercepat pertumbuhan lele;
- Meningkatkan ketahanan terhadap penyakit;
- BIOTON mengandung mineral yang dibutuhkan ternak dalam komposisi yang
berimbang dan tepat;
- BIOTON mengandung protein yang dapat merangsang pertumbuhan ternak lele
dengan cepat.

AYAM PEDAGING

Aplikasi pada pakan :
- Minggu-1 dan minggu-2 diberikan pakan jadi/pakan dari pabrik 100%
- Minggu-3 dan minggu-4 diberikan pakan jadi 75%, dedak halus 25% ditambah
BIOTON. 1 (satu) kg dedak ± 2 sendok makan BIOTON.
- Minggu-4 hingga panen, pakan jadi 50%, dedak halus 50% ditambah BIOTON.
Konsentrasi sama, 2 (dua) sendok makan BIOTON untuk 1 (satu) kg dedak halus.
Aplikas Pada Minuman
Diberikan sejak awal dengan konsentrasi 1% (satu persen). 1 (satu) liter BIOTON
untuk 100 liter larutan.
Cara pencampuran BIOTON dengan dedak halus
Aplikasi dicampurkan kedalam air yang akan digunakan untuk mengolah dedak halus
sebelum diberikan kepada ternak.
Keuntungan Penggunaan BIOTON untuk ternak
- Meningkatkan nafsu makan;
- Meningkatkan feed efisiensi sampai 20%;
- Meningkatkan ketahanan terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka
kematian;
- Pada kondisi penggunaan pakan jadi (dari pabrik) 100%, penggunaan BIOTON dapat
mempercepat masa panen minimal 5 (lima) hari. Aplikasi hanya diberikan pada
minuman;
- Penggunaan BIOTON dengan modifikas pakan, hasil produksi diperkirakan sama
dengan penggunaan pakan jadi 100% tanpa BIOTON (ada penghematan biaya pakan
± 20%).
- BIOTON mengandung hormon tumbuh alami dari tanaman yang tidak berbahaya bagi
manusia dan hewan;
- BIOTON mengandung mineral yang dibutuhkan ternak unggas dalam kondisi yang
berimbang tepat;
- BIOTON mengandung perotein yang dapat merangsang pertumbuhan ternak unggas
dengan cepat.

AYAM PETELOR

BIOTON diberikan pada air minum setiap hari dengan jumlah dan ukuran sebagai berikut
: (untuk 1.000 ekor ayam)
Fase Starter Fase Grower Fase Layer
Minggu Cc/liter Minggu Cc/liter Minggu Cc/liter
1 50 7 220 17 405
2 85 8 245 18 420
3 125 9 270 19 440
4 145 10 290 20 460
5 170 11 310 21 445
6 195 12 330 22 545
TOTAL 760 13 345 23 580
14 360 24 590
15 375 25 600
16 390 26 605
TOTAL 3135 27 615
28-30 610
TOTAL 5000
Keuntungan Penggunaan BIOTON
- Mampu meningkatkan produksi sampai 25%
- Pada fase starter terjadi penghematan pakan ± 0,31/ekor;
- Pada fase grower terjadi penghematan pakan ± 0,97 kg/hari.

KELAPA SAWIT

POC Bioton adalah Zat Pengatur Tumbuh [ZPT] Organik dengan kandungan : Auxin,
total 87 ppm, Giberillin 98 ppm dan Sitokinin 27 ppm. Unsur hara makro [N, P, K,
Mg, Ca dan S] dan unsur hara mikro [Fe, Cu, Mn, B, Zn, Mo] terkandung dalam
BIOTON dalam jumlah yang relatif kecil. Kompisi tersebut menjadikan POC Bioton
mampu membantu pertumbuhan Kelapa Sawit untuk :
Mempercepat proses inisiasi perkembangan benih kelapa sawit;
Meningkatkan dan memperbaiki vigor benih dan bibit tanaman kelapa sawit;
Mempercepat laju pertumbuhan bibit maupun tanaman baru;
Meningkatkan produksi kelapa sawit melalui peningkatan jumlah buah per tandan dan
peningkatan jumlah tandan buah per pohon per tahun;
Memperpanjang usia produktif melalui percepatan umur kualitas produksi dan
ketahanan tanaman untuk berproduksi lebih lama;
Meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk dasar pada setingkatan umur tanaman;
Dengan kemampuan yang dimiliki POC Bioton, maka produk ini dapat
dimanfaatkan/diaplikasikan pada berbagai fase pertumbuhan tanaman kelapa sawit.
A. APLIKASI PADA PERKECAMBAHAN BENIH KELAPA SAWIT
Benih Kelapa Sawit yang telah dilepas dari sabut/daging buahnya, dipukul-pukul
sehingga ada bahan tempurung yang retak. Kemudian benih dengan tempurung yang
retak tersebut direndam dalam larutan dengan dosis 20 cc (duapuluh cc) per liter
air, selama 18 (delapan belas) jam. Selanjutnya benih diangkat dan ditiriskan untuk
diberi perlakuan dengan larutan Dithane M-45 0,2% selama 1-2 menit. Kemudian
tiriskan kembali dan simpan dalam kotak/kaleng pengecambahan. Usahakan ruang simpan
bersuhu 27° C. Setelah 1 (satu) minggu benih sudah mulai berkecambah.
Perlakuan pada fase perkecambahan benih kelapa sawit akan meningkatkan
keserempakan tumbuh kecambah dan menekan/menurunkan prosentase benih afkir.
B. APLIKASI PADA FASE PRE-NURSERY
Benih yang sudah berkecambah di-spray dengan larutan 2 cc (dua cc) per liter air,
kemudian ditanam di lokasi pendederan. Pada umur 2 (dua) minggu bibit di-spray
dengan larutan 2 cc (dua cc) per liter air. Perlakuan diulang setiap 2 (dua)
minggu sekali.
C. APLIKASI PADA MAIN NURSERY
Tanaman di-spray dengan larutan dosis 4 cc (empat cc) per litar air setiap 20
(duapuluh) hari sekali. Pada umur 8 (delapan) bulan bibit sudah siap dipindahkan ke
lokasi pertanaman. 1 (satu) minggu sebelum bibit dipindahtanamankan, tajuk bibit dispray
dengan larutan 2 cc (dua cc) per liter air. Perlakuan ini dilakukan untuk
mempercepat tumbuh kembang akar di lapangan.
D. APLIKASI PADA TANAMAN UMUR 0-1 TAHUN
Tajuk tanaman di-spray sampai basah dengan larutan dosis 2 cc (dua cc) per liter air
setiap 20 (duapuluh) hari sekali.
E. APLIKASI PADA UMUR 1-3 TAHUN
Aplikasi dilakukan 1 (satu) bulan sekali dengan larutan dosis 4 cc (empat cc) per
liter air.
F. APLIKASI PADA UMUR 3-10 TAHUN
Aplikasi dilakukan 2 (dua) bulan sekali dengan larutan dosis 4 cc (empat cc) per
liter air.
G. F. APLIKASI PADA UMUR 10-18 TAHUN
Aplikasi dilakukan 2 (dua) bulan sekali dengan larutan dosis 2 cc (dua cc) per liter
air.
H. APLIKASI PADA UMUR 18 TAHUN LEBIH
Aplikasi dilakukan 2 (dua) bulan sekali dengan larutan dosis 4 cc (empat cc) per
liter air.
Efek aplikasi terhadap tanaman dan produksi :
Tanaman lebih cepat tumbuh;
Jarak vertikal untuk pelepasan daun menjadi lebih renggang, sehingga tanaman terlihat
lebih cepat tinggi. Kondisi ini sangat memungkinkan terjadinya penyerbukan yang relatif
sempurna hingga jumlah buah per tandan dapat meningkat ± 10%;
Produksi tandan per pohon per tahun dapat meningkat 20%-30%;
Akar akan tumbuh dan berkembang secara ekstensif, sehingga penggunaan pupuk dasar
lebih efisien. (Pupuk dasar dapat diberikan pada antara 100%-70% dari dari dosis
normal);
Umur produktif tanaman bertambah setidaknya 10%;
Total produksi buah per tahun meningkat 25% - 35% dari kondisi normal (tanpa
aplikasi Bioton)

KARET

A. APLIKASI PADA PERSEMAIAN BIBIT
1 (satu) minggu setelah pertumbuhan kecambah sempurna (fase bayonet) dan sebelum
dipindahkan ke persemaian bibit, lakukan penyemprotan larutan dengan dosis 4 cc
(empat cc) per liter air guna menurunkan/mengurangi prosentase kematian bibit di
persemaian;
Ulangi penyemprotan 15-20 hari sekali dengan dosis 5 cc (lima cc) per liter air
dengan maksud : (1) untuk memperoleh tanaman batang bawah yang sehat dan cepat
pertumbuhannya; (2) untuk memperoleh tanaman batang bawah yang mudah di okulasi
(kulitnya mudah mengelupas) sehingga okulasi dapat dengan mudah dilakukan; (3)
untuk memperoleh hasil (prosentase) okulasi yang lebih tinggi;
Pada teknik okulasi coklat (brown budding) penyemprotan terakhir di pembibitan
diperkirakan bibit untuk batang bawah berumur 9 (sembilan) bulan diameter berkisar ±
2 cm;
Untuk teknik okulasi hijau (green budding), penyemprotan dihentikan pada usia
batang bawah berumur 3-5 bulan (masih berwarna hijau) pada diameter ± 1 - 1,5 cm
dan tinggi tanaman ± 60 cm;
Pada penanaman okulasi Stum Mini, Okulasi Mata Tidur dan Stum Tinggi, celupkan
akar tanaman selama ± 10 menit kedalam larutan dengan dosis 6 cc (enam cc) per
liter air. Hal ini dimaksudkan untuk merangsang pertumbuhan akar-akar baru.
B. APLIKASI PADA TANAMAN BELUM MENGH ASILKAN (TBM)
Lakukan penyemprotan dosis 6 cc (enam cc) per liter air setiap 20 (duapuluh)
hari sekali, dengan maksud: (1) merangsang pertumbuhan cabang; (2) segera didapat
tanaman dengan mahkota yang lebih cepat dan baik (rimbun) sehingga proses
fotosintesa dapat lebiha sempurna; (3) menambah kesuburan pertumbuhan dan
memperoleh cabang yang rimbun.
Aplikasi pada fase ini dapat dihentikan pada usia ± 15 - 18 bulan sejak saat tanaman
karet masiha dimungkinkan penyemprotan lewat daun karena ketinggian tanaman ± 2,5
meter - 3 meter.
Aplikasi dapat dilakukan bersamaan penyemprotan fungisida, misal kopper-Oxyclosidu,
Dithane M45 dll, untuk mencegah terhadap gangguan tunas-tunas baru dari serangan
jamur.

BUDIDAYA UDANG

APLIKASI PADA KOLAM
Aplikasi Tahap I
Setelah kolam diairi untuk pertama kalinya (ketinggian air 10-15 cm) kolam diberi Bioshrimp secara
merata per hektar luas kolam = 8 liter.
Aplikasi Tahap II
Pada kolam pendederan benur, per minggu sebelum benur ditanam, kolam pendederan diberi Bioshrimp
10 cc/m2 luas kolam pendederan.
Aplikasi Tahap III
Bioshrimp diberikan pada kolam produksi pada saat udang berumur 2 (dua) bulan dosis per hektar kolam
= 10 liter
APLIKASI PADA PAKAN UDANG
Bioshrimp dicampur pada pakan dengan cara disemprotkan dan pakan dikering-anginkan sebelum
diberikan pada udang.
Aplikasi I
Dilakukan pada pakan udang, saat udang berumur 3 (tiga) minggu dosis 0,04% dari berat pakan.
Aplikasi II
Dilakukan pada pakan udang, saat udang berumur 6 (enam) minggu dosis 0,04% dari berat pakan.
Aplikasi III
Dilakukan pada pakan udang saat udang berumur 9 (sembilan) minggu dosis 0,04% dari berat pakan.
Keunggulan :
Menurunkan tingkat kematian udang sampai 70%
Meningkatkan produksi totak 15%-28%

Meningkatkan kualitas produksi sehingga prosentase udang BS menurun 30%-40%
     
      Baca Selengkapnya »