PANDUAN APLIKASI PERTANAMAN
POC BIOTON – CIPTA TANI
MAKMUR
TANAMAN JERUK
Pada Awal
Penanaman :
_ Untuk
mempercepat pertumbuhan akar dari bibit jeruk yang akan ditanam, 1 (satu)
minggu
sebelum
bibit jeruk ditanam, lubang tanam yang sudah dipersiapkan disiram BIOTON
(larutan
BIOTON 10 cc per liter air) sebanyak 250 cc per lubang tanam.
_ 2 (dua) hari
setelah tanam, tajuk pohon jeruk disemprotkan larutan BIOTON dengan dosis
4 cc per
liter larutan, usahakan baik daun maupun batang basah terkena larutan.
Pada Masa
Pemeliharaan Tanaman :
_ Umur 1
(satu) bulan setelah tanam, tanaman jeruk disemprot BIOTON (dosis 4 cc/liter
larutan) dan
selanjutnya setiap 20 (duapuluh) hari sekali sampai pohon berbunga. Pada
saat
berbunga aplikasi BIOTON dihentikan.
_ Setelah berbunga
jeruk sebagian besar menjadi buah (± 70%) aplikasi dilanjutkan dengan
dosis 4
(empat) cc/liter larutan dan interval setiap 10 (sepuluh) hari sekali sebanyak
3
(tiga) kali
aplikasi.
Pasca Panen
:
_ Seminggu
setelah panen buah (pemetikan terbanyak) dilakukan aplikasi BIOTON dengan
dosis 5
(lima) cc/liter larutan dan interval aplikasi 20 (duapuluh) hari sekali, sampai
terbentuk
bunga kembali.
Aplikasi
BIOTON pada tanama jeruk akan menghasilkan tanaman jeruk :
_ Cepat
berbunga;
_ Jumlah bunga
50% lebih banyak;
_ Bunga yang
dapat menjadi buah lebih banyak (dari ± 60% menjadi ± 70%);
_ Ukuran buah
jeruk yang dihasilkan ± 15% lebih besar;
_ Hasil
produksi buah jeruk dapat meningkat minimal 20%.
Catatan :
Pupuk dasar tetap dipakai dengan dosis cukup ± 70%
JAMUR MERANG
Perlakuan Media Tumbuh :
_ Pada saat pembuatan kompos, BIOTON dicampurkan kedalam bahn calon
kompos
dengan menggunakan sprayer. Bahan kompos disusun beberapa sap
dalam satu
timbunan bahan. Pada setiap sap, permukaan sap disemprot larutan BIOTON
sebelum peletakan bahan untuk sap berikutnya, demikian seterusnya
sampai sap
terakhir.
_ Untuk timbunan bahan kompos bersap sebanyak 600 kg, diperlukan
pupuk BIOTON
2 (dua) liter. Konsentrasi larutan BIOTON yang disemprotkan adalah
20%. 1
(satu) liter BIOTON untuk 5 (lima) liter larutan.
_ Setelah kompos media jamur masuk shed, permukaan kompos dalam shed
disemprot
dengan larutan BIOTON (menggunakan sprayer dengan nozel
disempitkan/spray
berupa kabut). Konsentrasi larutan 10%, media siap dipasteurisasikan.
Perlakuan pada Pertumbuhan Jamur :
_ Pada saat tubuh jamur terbentuk dan sebagian besar telah terbentuk
sebesar
kelereng (diameter 0,5 cm – 1 cm), dilakukan penyemprotan produksi
(setelah
nozel disempitkan) dengan konsentrasi larutan 10%.
_ Dalam kondisi pertumbuhan normal, perlakuan penggunaan BIOTON
dapat
meningkatkan produksi minimal 20%-40%
KARET
Pada Persemaian Bibit :
1 (satu) minggu setelah pertumbuhan kecambah sempurna (fase
bayonet) dan sebelum
dipindahkan di persemaian bibit, lakukan penyemprotan PPC BIOTON
dengan dosis 4
(empat) cc/liter larutan dengan maksud mengurangi presentase
kematian bibit di
persemaian.
Ulangi penyemprotan PPC BIOTON ± 15 (lima belas) hari sekali
dengan 5 (lima)
cc/liter larutan dengan maksud :
_ Untuk memperoleh tanaman batang bawah yang sehat dan cepat
pertumbuhannya;
_ Untuk memperoleh tanaman batang bawah yang mudah diokulasi
(kulitnya mudah
mengelupas) sehingga okulasi dapat dengan mudah dilakukan;
_ Untuk memperoleh hasil (prosentase keberhasilan) okulasi yang
lebih tinggi;
Pada teknik okulasi coklat (brown budding) penyemprotan terakhir
di pembibitan
diperkirakan bibit untuk batang bawah berumur 9 (sembilan) bulan
diameter berkisar ±
2 (dua) cm.
Pada teknik okulasi hijau (green budding) penyemprotan dihentikan
pada usia batang
bawah 3 (tiga) - 5 (lima) bulan (masih berwarna hijau) diameter ±
1 – 1,5 cm;
tinggi tanaman ± 60 cm.
Pada penanaman okulasi stum mini, okulasi mata tidur dan stum
tinggi, celupkan akar
tanaman selama ± 10 menit kedalam larutan BIOTON dengan dosis 6
(enam) cc/liter
air, dengan maksud untuk merangsang petumbuhan akar-akar baru.
Pada Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) :
Lakukan penyemprotan BIOTON ± 20 hari sekali dengan dosis 6 (enam)
cc/liter
larutan dengan maksud :
-
Merangsang pertumbuhan cabang;
-
Segera didapat tanaman dengan mahkota yang lebih cepat dan
baik (rimbun),
sehingga proses fotosintesis dapat lebih sempurna;
-
Manambah kesuburan pertumbuhan dan memperoleh cabang yang
rimbun;
Aplikasi pada fase ini dapat dihentikan pada usia ± 15-18 bulan
sejak saat tanaman
karet masih dimungkinkan penyemprotan lewat daun karena ketinggian
tanaman ± 2,5
m – 3 meter.
Aplikasi dapat dilakukan bersamaan penyemprotan fungisida, misal
kopperoxyclosidu,
dithant M45, dll. Untuk mencegah terhadap gangguan tunas-tunas
baru dari serangan
jamur.
KEDELAI
_ Aplikasi
pertama dilakukan pada umur 15 – 20 Hari Setelah Tanam (HST). Dosis yang
digunaka
adalah 4 (empat) cc/liter larutan. Perlakuan ini dapat memacu pertumbuhan
rizobium
(bintil-bintil akar pengikat N-tanah), sehingga tanaman kedelai dapat
memperoleh
unsur N yang
cukup memadai untuk menopang petumbuhannya;
_ Aplikasi
kedua dilakukan pada saat primordia (± 38 – 42 HST). Dosis yang digunakan
adalah 6
(enam) cc/liter larutan. Perlakukan ini untuk memacu tanaman menghasilkan
bunga
produktif yang banyak dan sehat, serta meningkatkan aktifitas rizobium yang
terbentuk;
_ Pemberian
pupuk dasar berupa TSP/SP 36 dan KCl sesuai dosis rekomendasi pemupukan
setempat,
penggunaan BIOTON mampu meningkatkan produksi antara 20%-50%;
_ Dengan
kemampuan menumbuhkan dan mengaktifkan rizobium, penggunaan BIOTON dapat
mengurangi
dosis penggunaan urea sampai 75%, sehingga urea yang diperlukan cukup 25%
dari dosis
normal yang dianjurkan setempat;
KENCUR
_ Larutan;
_ Umur 4 (empat) bulan, diberikan setelah pembubunan guna merangsang
pembentukan rimpang dan pembesaran rimpang;
Pelaksanaan disemprotkan pada daun
-
Efek positi memperbesar ukuran rimpang sampai ± 15%
-
Rimpang lebih padat dan peningkatan produksi sampai ± 35%
KENTANG
Aplikasi Pada Tanaman Bibit
-
5 (lima) hari sebelum bibit ditanam, lubang tanam disiram
larutan BIOTON (dosis
10 cc/liter air) volume siraman 50 cc per lubang tanam;
Aplikasi pada saat tumbuh
-
Aplikas BIOTON setelah tanaman tumbuh, minimal 3 (tiga)
kali yaitu 15 HST, 25
HST, dan 40 HST, dengan dosis 4 (empat) cc per liter larutan;
Aplikasi pada saat terkena serangan ham
Pada kondisi menderita serangan hama pada tingkat berat, tambahan
pemberian
BIOTON diberikan bersamaan dengan penyemprotan insektisida dengan
dosis 4 (empat)
cc/liter larutan;
Pemberian tambahan BIOTON sebagai pupuk pelengkap dapat
meningkatkan efisiensi
penggunaan pupuk dasar (N,P dan K) yang diberikan kepada tanaman,
sehingga dapat
meningkatkan produksi umbi kentang minimal 15%.
LABU SYAM/JIPANG
Perlakuan pada lubang tanam. 5 (lima) hari sebelum biji ditanam,
lubang tanam
disiram dengan larutan BIOTON denga konsentrasi 20 (duapuluh)
cc/liter air. Setiap
lubang tanam memerlukan volume siraman 100 ml, sehingga 1 (satu)
liter BIOTON
dapat digunakan untuk 500 lubang tanaman.
Aplikasi pertama larutan BIOTON disemprotkan dengan dosis 4
(empat) cc/liter,
selanjutnya diulang setiap 20 (duapuluh) hari sekali sampai
tanaman mulai berbunga.
Pada saat tanaman berbunga hingga terlihat telah terbentuk bunga
(kira-kira mencapai
60% - 70% dari populasi, aplikasi dihentikan.
Setelah terlihat terjadi buah ± 60% dari populasi, aplikasi BIOTON
dilanjutkan untuk
memperbesar buah atau mempercepat masa panen dengan dosis 4
(empat) cc/liter
larutan. Selang waktu penyemprotan 15 (lima belas) hari atau 2
(dua) minggu sekali
sampai buah habis panen.
1 (satu) bulan sebelum terjadi pembungaan berikutnya, aplikas
BIOTON dilakukan
setiap 15 (lima belas) hari sekali atau 2 (dua) minggu sekali.
Selanjutnya aplikasi dilakukan berulang yang merupakan satu siklus
terus menerus
sampai tanaman dibongkar/diganti (± pada umur lima tahun).
Aplikasi BIOTON pada tanaman labu siam/jipang dapat meningkatkan
produksi ± 40%-
60% yang bervariasi sesuai dengan syarat teknis lokasi.
Peningkatan produksi berupa
peningkatan jumlah buah dan berat per satuan buah.
MANGGA
Pohon produktif
-
2 (dua) bulan sebelum masa berbunga disemprot 3 x (tiga
kali). Periode
penyemprotan ± setiap 2-3 minggu sekali sekali. Setelah mulai
berbunga
penyemprotan dihentikan. Dosis 5 (lima) cc/liter larutan.
-
Pada saat terbentuk pembuahan mencapai ± 60% disemprot 2 x
(dua kali). Periode
penyemprotang ± setiap 2-3 minggu sekali dengan dosis 5 (lima)
cc/liter larutan.
-
Setelah panen berakhir pohon 3 X (tiga kali). Periode
penyemprotan ± 2-3 minggu
sekali.
Pohon Tua/Tidak Produktif
-
Dibuat lubang pada tanah sekitar pangkal pohon dengan jarak
dari pangkal pohon ± 1
(satu) meter, sebanyak 4 (empat) buah. Kedalaman lubang ± 70 – 100
cm.
Diameter ± 5 cm. Setiap lobang diisi 50 cc BIOTON yang dicampur
air ± 2 (dua)
liter.
-
Aplikasi selanjutnya sama dengan tanaman produktif
MELINJO
Pada Tanaman Muda, umur ± 4 (empat) tahun
-
Aplikasi dilakukan melalui penyemprotan pada tajuk dan
batang tanaman
-
Frekuensi aplikasi setiap 15 (limabelas) hari sekali. Dosis
larutan 5 (lima) cc/liter
larutan.
Pada Tanaman Produktif
Cara-1 :
Aplikasi dilakukan melalui penyemprotan pada tajuk dan batang
tanaman
Frekuensi aplikasi setiap ± 2-3 minggu sekali. Dosis larutan 5
(lima) cc/liter larutan
Cara-2 :
-
Aplikasi dilakukan melalui infus batang. Volume carian
infus 10 cc – 20 cc per
pohon. Dosis infus 10% (100 cc/liter air)
-
Frekuensi aplikasi 4 (empat) bulan sekali atau paling tidak
dilakukan setelah panen
buah.
Pada konsumsi pohon yang mengalami kerontokan buah tinggi,
penyemprotan dilakukan
pada buah-buahan yang telah berumur 1 (satu) bulan dengan dosis 5
(lima) cc/liter
larutan. Aplikasi ini mampu mengurangi tingkat kerontokan buah
sampai 30%.
MURBEI DALAM BUDIDAYA ULAT
SUTRA
Fase Pembibitan/Persiapan Stek Batang
-
Batang tanaman murbei calon bahan stek, 5 (lima) hari
sebelum dipotong, daun
dan batangnya disemprot/dibasahi dengan larutan BIOTON dosis 5
(lima) cc/liter
air.
-
Stek batang setelah dipotong, ujung bagian bawah direndam
dalam larutan BIOTON
dengan dosis 10 (sepuluh) cc/liter air selama 1 (satu) jam.
Kemudian stek ditanam
baik di bedengan maupun didalam polybag.
-
Selama pertumbuhan bibit, ± 2,5 (dua setengah) bulan atau
10 minggu dilakukan
penyemprotan BIOTON setiap 10 (sepuluh) hari sekali dengan dosis 4
(empat)
cc/liter larutan.
Fase Penanaman di Lapangan
Penanamn murbei dapat dilakukan dengan sistem lubang tanam atau
porakan, untuk
mempersiapkan tempat/lubang tanam yang dapat mempercepat
perkembangan akar
bibit yang ditanam, lubang tanam atau parit porakan disiram dengan
larutan BIOTON
dosis 10 (sepuluh) cc/liter larutan, dengan volume siraman 100 cc
(0,1 liter) per
lubang tanam.
Fase Pemeliharaan Awal
-
Aplikasi BIOTON baru dilaksanakan pertama kali pada umur 2
(dua) minggu setelah
tanam dengan dosis 5 (lima) cc/liter dan selanjutnya diberikan
setiap 2 (dua)
minggu sekali.
-
Pembentukan dan seleksi cabang dilakukan pada saat tanaman
berumur 6-8 minggu.
Pada umur 5 (lima) bulan, tanama murbei sudah dapat dimanfaatkan
daunnya
dengan cara pemangkasan.
Fase Produksi
Setelah tanaman murbei mulai dipanen daunnya, aplikasi BIOTON
dilaksanakan sehari
setelah pemangkasan/panen daun, disamping aplikasi rutin setiap ±
2-3 minggu sekali
dengan dosis 5 (lima) cc/liter larutan.
BIOTON mampu meningkatkan produksi tanaman hingga ± 30%-40%. Tidak
mengandung bahan toxic (beracun) sehingga aman bagi pertumbuhan
ulat sutra, bahkan
mampu meningkatkan produksi kokon hingga ± 10%.
PADI
-
Aplikasi Tahap-I : aplikasi BIOTON pada tanaman padi
dilakukan di persemaian, yaitu
7 (tujuh) hari sebelum bibit dicabut (untuk ditanam). Perlakukan
ini dilakukan agar
bibit yang ditanam tidak mengalami proses layu dan segera tumbuh
dengan baik.
Dosis yang digunakan 4 (empat) cc/liter larutan.
-
Aplikasi Tahap-II : Aplikasi dilakukan pada saat berumur 15
(lima belas) HST.
Perlakukan ini dimaksudkan agar anakan menjadi lebih banyak, atau
setidaknya
meningkat ± 20%. Dosis yang digunakn 4 (empat) cc/liter larutan.
-
Aplikasi Tahap-III : Aplikasi dilakukan pada masa primordia
(untuk padi genjah = ±
30-35 HST, padi berumur dalam = ± 40-45 HST ). Dosis yang
digunakan 6
(enam) cc/liter larutan. Perlakuan ini dimaksudkan agar sebagian
besar anakan/±
80% dapat berbunga.
-
Aplikasi Tahap-IV : Aplikasi dilakukan pada saat matang
susu dengan dosis 4
(empat) cc/liter. Perlakuan ini dimaksudkan agar semua butir gabah
yang terbentuk
dapat “bernas” dan meningkatkan berat 1.000 butir gabah hingga
10%.
Dengan perlakuan BIOTON 4 (empat) tahap ini, produksi tanaman padi
dapat
meningkat setidaknya ± 25% atau maksimal 50%. Untuk menghemat
aplikasi BIOTON
dapat dicampur dengan insektisida.
TEH
Aplikasi pada tingkat pembibitan (stek daun)
-
Bahan tanaman yang akan digunakan sebagai calon stek daun,
7 (tujuh) hari
sebelum dipotong (untuk stek) disemprot BIOTON dengan dosis 6
(enam) cc/liter
larutan.
-
Bahan stek yang siap tanam dicelup dalam larutan BIOTON
(dosis 10 cc/liter) lalu
ditanam di persemaian.
-
Setelah stek bertunas dan daun muda sudah keluar 3-4 helai,
persemaian disemprot
dengan BIOTON dosis 4 cc/liter larutan secara berkala setiap 10
(sepuluh) hari
sekali sampai bibit siap ditanam di lahan.
Aplikasi pada tingkat pembibitan (stek okulasi)
-
Setelah biji disemai tumbuh dan daunnya sudah keluar 5-6
helai, persemaian
disemprot BIOTON dengan dosis 4 (empat) cc/liter larutan secara
berkala setiap 10
(sepuluh) hari sekali, sampai tanaman siap untuk diokulasi.
-
10 (sepuluh) hari setelah bibit okulasi dipotong, bibit
disemprot BIOTON dengan
dosis 4 (empat) cc/liter. Untuk 1 (stu) bulan pertama, dilakukan
penyemprotan
setiap 7 (tujuh) hari sekali. Selanjutnya selang waktu
penyemprotan cukup 15 (lima
belas) hari sekali sampai bibit siap ditanam di lahan.
Aplikasi pada tanaman muda
Aplikasi pada tanaman muda dilakukan setiap 2-3 minggu sekali
dengan dosis 6 (enam)
cc/liter. Sebagai tambahan, 2 (dua) hari setelah pemangkasan
(pangkas bentuk)
tanaman disemprot BIOTON dengan dosis 6 (enam) cc/liter. Perlakuan
dilaksanakan
sampai tanaman siap produksi.
Aplikasi pada tanaman produktif
Pada tanaman yang sudah produktif, aplikasi BIOTON dilakukan 1-2
hari sebelum
pemetikan dengan dosis 4 (empat) cc/liter.
TEMBAKAU
Sebelum Tanam
2 (dua) hari sebelum tanam, lubang tanam disiram larutan BIOTON
dengan dosis 6
(enam) cc/liter. Larutan sebanyak 1 (satu) tanki sprayer (volume 5
liter) digunakan
untuk 300 lubang tanam. Perlakuan ini agar tanah mampu menjadi
media tumbuh
yang prima bagi tanaman tembakau muda, sehingga perkembangan akar
cepat dan
mudah menembus lapisan tanah.
Aplikasi pada bibit tanaman
5 (lima) hari sebelum bibit ditanam, bibit dipersemaian di semprot
larutan Bioton
dengan mengunakan dosis 5 cc/liter larutan . perlakuan ini dapat
mengurangi efek
negatip dari mekanisme pemindahan tanaman bibit dari persemaian ke
lahan produksi .
Aplikasi selama Pertumbuhan Tanaman
Selama pertumbuhan tanaman,aplikasi Bioton dilakukan 3 (tiga) kali
yakni pada:
-
umur 7 (tujuh) HST
-
umur 21 (dua puluh satu) HST
-
umur 35 (tiga puluh lima) HST
dengan menggunakan larutan Bioton 4 (empat) cc per liter larutan.
Apabila dengan menggunakan Bioton ini akan meningkatkan jumlah
daun sampai 18% dan
besar daun/lebar bertambah 15%. Peningkatan total produksi daun
tambahan yang akan
terjadi minimal 20% dan maksimal 40%.
BUDIDAYA UDANG/TAMBAK UDANG
-
Bioton diberikan pada saat 1 (satu) minggu sebelum
penebaran benur
-
Setiap 1 (satu) liter Bioton dilarutkan terlebih dahulu
dalam 10 liter air tambak,
baru kemudian disebarkan marata dalam tambak yang sudah siap
tanam. Dosis
penggunaan Bioton adalah 3 (tiga) liter untuk setiap hektar.
BUDIDAYA BANDENG/TAMBAK
BANDENG
-
Bioton diberikan pada saat pemasukan air pertama. Air
diusahakan setinggi 10 cm –
15 cm dari dasar tambak.
-
Bioton disebarkan merata setelah dilarutkan dalam air
tambak. 1 (satu) liter Bioton
untuk 10 (sepuluh) liter air.
-
Setelah pemberian Bioton, air tambak dibiarkan selama 5-7
hari, kemudian pengisian
air tambak dilanjutkan sampai posisi siap tanam nener bandeng.
Dosis untuk tambak
bandeng 2 (dua) liter per hektar.
VANILI
Aplikasi pada fase pembibitan tanaman
-
Batang calon stek, 1 (satu) minggu sebelum dipotong
disemprot Bioton dosis 4
(empat) cc/liter.
-
Stek tanaman vanili di tempat pembibitan disemprot larutan
Bioton dosis 4
(empat) cc/litre setia 10 (sepuluh) hari sekali.
-
1 (satu) minggu sebelum tanam, lubang tanam disiram Bioton
dengan dosis 10
(sepuluh) cc/liter air. Volume siraman per lubang tanam adalah 50
(limapuluh) cc.
Aplikasi pada tanaman usia produktif
-
Tanaman disemprot larutan BIOTON setiap 20 hari sekali sampai
tanaman
berbunga;
-
1 (Satu) hari setelah pemangkasan dengan dosis 4 (empat)
cc/liter;
-
1 (satu) minggu setelah pemetikan buah terakhir;
-
1 (satu) bulan sebelum masa berbunga;
-
Setiap 6 (enam) bulan pada sekitar lubang tanam, disuntik
larutan BIOTON degan
dosis 6 (enam) cc per liter. Volume suntikan per lubang tanam 50
cc.
ASPARAGUS
Aplikasi pada fase Pembibitan
-
Bibit tanaman di tempat pendederan 1 (satu) minggu sebelum
dipindah ke tempat
persemaian disemprot dengan BIOTON dengan dosis 4 (empat) cc/liter
larutan.
Daun dan batang tanaman disemprot sampai basah;
-
Bibit tanaman di persemaian disemprot BIOTON setiap 20
(duapuluh) hari sekali
sampai umur bibit cukup untuk dipindahkan ke lahan produksi.
Aplikasi BIOTON
pada fase pembibitan terakhir dilakukan kira-kira 7 (tujuh) hari
sebelum bibit
ditanam di lahan produksi.
Aplikasi pada Tanaman Muda
-
1 (satu) bulan setelah bibit ditanam di lahan produksi
dilakukan penyiraman dengan
larutan BIOTON dosis 10 (sepuluh) cc/liter larutan. Perlakukan ini
dimaksud untuk
mempercepat proses pengemburan tanah, sehingga akar tanaman dapat
berkembang
dengan baik dan rizomanya dapat tumbuh dan berkembang sehat.
-
Aplikasi BIOTON berikutnya dilakukan setiap 20 (duapuluh)
hari sekali secara terus
menerus dengan dosis 5 (lima) cc per liter larutan. Aplikasi ini
diterapkan pada
daun dan batang sampai basah;
Aplikasi pada Tanaman Produktif
-
Untuk tanaman yang sudah berproduktif, aplikasi BIOTON
dilakukan 10 (sepuluh)
hari setelah pemanenan dan selanjutnya setelah 20 (duapuluh) hari
sekali sampai
masa panen berikutnya. Dosis yang optimal adalah 5 (lima) cc per
liter larutan.
-
Aplikasi BIOTON pada tanaman asparagus dapat meningkatkan
produksi 15%-30%
dan mempercepat siklus panen karena dipercepatnya pembentukan rebung.
BAWANG MERAH/PUTIH
Tanaman Bawang merah produksinya ditentukan oleh banyaknya anakan
dan besar umbi
setiap anakan. Proses pembentukan anakan dimulai sejak tanaman
bawang berumur 10
(sepuluh) HST sampai umur 25 (duapuluh lima) HST. Setelah umur 25
(duapuluh
lima) hari, kegiatan pembentukan anakan mulai menurun drastis.
Pertumbuhan
tanaman mulai terkonsentrasi pada pembesaran umbi. Untuk dapat
meningkatkan
produksi tanaman bawang merah, aplikasi BIOTON dilakukan sbb :
-
Aplikasi-1, dilakukan pada umur 5 (lima) HST dengan dosis 5
(lima) cc/liter
larutan. Perlakukan ini akan mendorong pertumbuhan tanaman induk
mempersiapkan
dalam bentuk anakan.
-
Aplikasi-2, dilakukan pada umur 12 (duabelas) HST dengan
dosis BIOTON 5 (lima)
cc/liter larutan. Fase ini adalah fase awal kegiatan pembentukan
anakan, sehingga
tanaman dipacu untuk membentuk anakan sebanyak mungkin.
-
Aplikasi-3, dilakukan pada umur 19 (sembilan belas) HST
dengan dosis BIOTON 5
(lima) cc/liter larutan. Sesuai dengan kemampuan BIOTON untuk meningkatkan
daya serap tanaman terhadap unsur pupuk yang diberikan. Perlakuan
ini mampu
mempertahankan/menyiapkan anakan yang terbentuk untuk membentuk
umbi yang
sehat.
-
Aplikasi-4, dilakukan pada umur 25 (duapuluh lima) HST
dengan dosis BIOTON 5
(lima) cc/liter larutan. Perlakuan ini dapat memacu anakan
membentuk umbi lapis
sehingga akan diperoleh anakan dengan umbi lapis yang berukuran
relatif besar dan
ukuran beragam.
Aplikasi BIOTON pada tanaman bawang merah dapat meningkatkan
produksi sekitar
15%-35%. Aplikasi dapat dilakukan bersamaan/dicampur dengan
insektisida/fungisida
namun tidak dapat dicampur dengan PPC ataupun ZPT lainnya.
BUNCIS
-
Aplikasi pertama dilakukan pada umur 10-15 HST dengan dosis
4 (empat) cc/liter
air setelah pemupukan dasar pertama (ZA, ZK, SP36). Aplikasi
tersebut dilakukan
untuk merangsang pertumbuhan vegetatif;
-
Aplikasi kedua dilakukan pada umur 30-35 HST dengan dosis 6
cc/iter air, setelah
pemupukan dasar yang kedua aplikas tersebut dilakukan untuk
merangsang
pertumbuhan dan pembuahan.
Dengan menggunakan BIOTON penggunaan pupuk dasar dapat ditekan
hingga 30%. Hasil
dari aplikasi BIOTON pada tanaman buncis dapat meningkatkan panen
hingga minimal
20%.
Catatn :
Apabila si pengguna menginginkan aplikasi tambahan dapat dilakukan
1 (satu) minggu
setelah aplikasi kedua.
CABAI BESAR
-
Aplikasi pada pembibitan di tempat pembibitan 1 (satu)
minggu sebelum bibit
dipindahkan ke lapangan;
-
Sebelum bibit ditanam, BIOTON dapat diaplikasikan pada
lobang tanaman
(disiramkan) dengan menggunakan sprayer. Dengan dosis 6 (enam)
cc/liter larutan.
Volume per lobang tanaman ± 0,2 liter larutan.
-
Aplikasi di pertanaman pada umur 2 (dua) MST dengan dosis 4
(empat) cc/liter
larutan dan diulangi setiap 15 (lima belas) hari sekali;
-
Pada umur 35 (tiga puluh lima) HST tanaman disemprot
kembali dengan dosis 4
(empat) cc/liter larutan. Untuk mendapatkan hasil maksimal,
aplikasikan setiap 10
(sepuluh) hari sekali sampai menjelang tanaman dibongkar. Aplikasi
seperti ini dapat
meningkatkan produksi minimal 15%-30% dengan kualitas buah lebih
bagus.
COKLAT
Aplikasi pada fase pembibitan tanaman
-
Bibit tanaman coklat yang berasal dari biji maupun stek di
pembibitan disemprot
setiap 15 (limabelas) hari sekali dengan dosis 4 (empat) cc/liter
larutan;
-
Sebelum bibit ditanam, lubang tanam disiram larutan BIOTON
dengan dosis 10
(sepuluh) cc per liter larutan. Volume siraman per lubang tanam 50
(limapuluh)
cc.
Aplikasi pada tanaman muda
Aplikasi dilakukan 20 (duapuluh) haris sekali sampai tanaman
belajar berbuah;
Aplikasi pada tanaman usia produktif
-
Aplikasi dilakukan dengan menyuntikkan larutan BIOTON
dengan dosis 10 (sepuluh)
cc/liter larutan disekeliling pohon. Jarak lubang suntikan
terhadap pohon kurang
lebih 50 cm. Lubang suntikan minimal 3 (tiga) buah. Volume larutan
suntikan per
pohon ± 150 cc.
-
Waktu aplikasi 1 (satu) bulan sebelum tanaman berbunga dan
1 (satu) bulan
setelah petik buah terakhir.
JAGUNG
Penggunaan BIOTON pada tanaman jagung minimal 2 (dua) kali
aplikasi umur 21 HST
dan 42 HST dan maksimal 3 (tiga) kali aplikasi yakni umur 15 HST,
21 HST dan 42
HST.
-
Aplikasi pada umur 15 HST dengan dosis 4 (empat) cc/liter
larutan untuk memacu
pertumbuhan vegetatif sehingga batang menjadi lebih besar dan daun
menjadi lebih
banyak dan lebih besar luasnya;
-
Aplikasi pada umur 21 (duapuluh satu) HST dengan dosis 4
(empat) cc/liter
larutan untuk memacu pertumbuhan/mempercepat timbulnya bunga
jantan yang
sehat.
-
Aplikasi pada umur 42 HST dengan dosis 6 (enam) cc per
liter larutan untuk
memacu terbentuknya bunga betina dengan kondisi tongkol dasar
lebih sehat dan
lebih panjang, sehingga memungkinkan terbentuknya butir jagung
lebih banyak untuk
setiap tongkolnya.
Efek secara simultan dari ketiga perlakuan tadi adalah terjadinya
peningkatan produksi
minimal 25%. Dalam kondisi pupuk dasar yang diberikan sesuai
dengan rekomendasi
pemupuan setempat, penggunaan BIOTON dapat meningkatkan produksi
sampai 40%.
JAHE
Tanaman jahe yang dipanen muda
Aplikasi pada tanaman jahe yang dipanen muda (umur ± 4 bulan)
dilakukan 3 (tiga)
kali yakni pada umur 2 (dua) MST, 5 (lima) MST dan 8 (delapan)
MST. Aplikasi
disemprotkan pada daun dengan dosis 5 (lima) cc/liter diperkirakan
dapat
meningkatkan produksi ± 40%.
Tanaman Jahe yang dipanen tua (umur ± 8-10 bulan)
Aplikasi dilakukan sebanyak 5 (lima) kali dengan dosis 5 (lima)
cc/liter larutan dengan
periode sbb :
-
Umur 40 (empatpuluh) HST atau sehari setelah pemupukan
dasar-I, yang
dimaksudkan untuk mempercepat pertumbuhan vegetatif;
-
Umur 80 (delapan puluh) HST yang dimaksudkan untuk
perkembang biakan
rimpang;
-
Umur 120 (seratus duapuluh) HST untuk pembesaran rimpang;
-
Umur 6 (enam) bulan untuk pembesaran dan pematangan
rimpang.
Pemberian pupuk dapat dikurangi sebanyak 25%. Peningkatan produksi
antara 25%-
45%.
PAPRIKA_
Aplikasi pada paprika dilakukan dengan dosis 5 (lima) cc/liter
larutan dan periode
sebagai berikut :
-
Aplikasi-I, dilakukan pada umur 3 HST;
-
Aplikasi-II, dilakukan pada umur 15 HST;
-
Aplikasi berikutnya dilakukan setiap minggu hingga tanaman
berbunga;
-
Setelah tanaman berbunga/berbuah aplikasi dilakukan setiap
10 (sepuluh) hari sekali.
Pada aplikasi-I dan aplikasi-II, waktu aplikasi bisa dilakukan
pagi-siang (dari mulai
matahari terbit sampai pukul 15.00). Pada aplikasi tanaman produktif
(berbunga/berbuah) aplikasi dilakukan diatas pukul 11.00 s/d
15.00.
Penggunaan BIOTON diperkirakan akan menaikkan produksi tanamam ±
30% dan umur
berbunga dipercepat 5-10 hari.
PEPAYA
Aplikasi pada fase pembibitan
-
Pada tahap persemaian, aplikasi BIOTON dilakukan setelah
kecambah pepaya berdaun
4-5 helai (perlakuan disemprotkan) dengan dosis 5 (lima) cc/liter
larutan.
-
Pada tahap pengetiman, aplikasi BIOTON dilakukan3 (tiga)
hari sebelum bibit
ditanam.
Aplikasi pada fase penanaman
Sebelum bibit ditanamkan, lubang tanam disiram dengan larutan
BIOTON dengan
konsentrasi 10 cc/liter. Volume siraman per lubang 50 (limapuluh)
cc. 1 (satu) liter
larutan dapat digunakan untuk 20 lubang tanam.
Aplikasi pada fase pertumbuhan
-
Aplikasi BIOTON pada pertumbuhan, untuk pertama kali
dilakukan pada umur
tanaman 10 (sepuluh) HST;
-
Aplikasi berikutnya dilakukan setiap 10 (sepuluh) hari
sampai tanaman mulai
berbunga;
-
Setelah tanaman membentuk buah, aplikasi BIOTON dilakukan
20 (duapuluh) hari
sekali, selama tanaman berproduksi normal;
-
Pada tahap produksi mulai menurun (60%) dari produksi
normal, tanaman disiram
dengan larutan BIOTON 40 cc/liter. Volume siraman/cor adalah 50
(limapuluh) cc
per pohon.
-
Selanjutnya aplikasi BIOTON dilakukan seperti biasa yakni disemprotkan
pada daun,
dengan konsentrasi larutan 5 (lima) cc/liter setiap 20 (duapuluh)
hari sekali.
SALAK
Fase Pembibitan
-
Bibit tanaman dari biji = 4 (empat) hari sebelum bibit
dipersemaian dipindahkan ke
polybag/keranjang. Dosis 4 (empat) cc/liter larutan.
-
Bibit tanaman dari cangkokan = untuk anakan yang siap
cangkok, 7 (tujuh) hari
sebelum pencangkokan disemprot BIOTON pada daun dan batang sampai
basah
merata. Dosis 4 cc/liter larutan.
-
4 (empat) hari sebelum pemotongan batang cagkokan, daun dan
batang disemprot
sampai basah dan merata. Dosis 4 (empat) cc per liter.
-
Bibit dari bahan bibit cangkokan, 4 (empat) hari sebelum
penanaman dilahan
aplikasi BIOTON dengan dosis 4 (empat) cc per liter.
Tanaman Muda pada Lahan Produktif
30 (tigapuluh) HST, dosis 5 (lima) cc per liter, kemudian
selanjutnya setiap 60
(enampuluh) hari sampai tanaman mulai berbuah.
Tanamn Produktif
Untuk tanaman yang sudah berbuah, waktu aplikasi 30 (tigapuluh)
hari setelah terjadi
penyerbukan bunga betina dan dua hari setelah pemetikan/panen
buah. Peningkatan
produksi rata-rata mencapai 15%-23%.
SINGKONG
-
Stek batang singkong sebelum ditanam direndam (ujung
bawahnya) dengan larutan
BIOTON 100 cc/liter air selama ± 1,5 jam (90 menit), untuk
memacu/mempercepat terbentuknya akar dan memperbanyak jumlah akar
produktifnya.
-
Aplikasi berikutnya diberikan pada saat stek sudah berdaun
antara 5-8 helai.
Aplikasi lanjutan diberikan setiap 20 (duapuluh) hari sekali
sebanyak 3 (tiga) kali.
Aplikasi BIOTON pada tanaman singkong dapat mempercepat masa panen
± 20-30
hari, dengan peningkatan hasil antara 25% - 40%. Agar dapat memacu
tingkat
produksi lebih tinggi, penggunaan pupuk dasar disarankan tidak
kurang dari 70% dosis
pemupukan berdasarkan rekomendasi pemupukan wilayah masing-masing.
BUDIDAYA LELE
Untuk pendederan
Pada ukuran bibit/nener 2-3 cm, dosis 200 cc per 1000 m2
Cara penggunaannya :
-
Bioton diberikan pada saat pemasukan air pertama
-
Usahakan air kolam setinggi 15-20 cm
-
Pemberian BIOTON dengan cara dicampur air kemudian disemprotkan
atau
disiramkan sampai merata;
-
Cairkan dalam kolam 5-7 hari hingga tumbuh plankton.
Untuk Pembesaran Bibit
Dari ukuran 2,3 ke 5, 7 cm atau sampai dengan konsumsi
Cara penggunaannya :
-
Campurkan 10 cc BIOTON ke 1 (satu) liter larutan
-
Campurkan/semprotkan ke makanan hingga rata kemudian
berikan.
Manfaat Penggunaan BIOTON untuk ikan lele
-
Meningkatkan nafsu makan;
-
Mempercepat pertumbuhan lele;
-
Meningkatkan ketahanan terhadap penyakit;
-
BIOTON mengandung mineral yang dibutuhkan ternak dalam
komposisi yang
berimbang dan tepat;
-
BIOTON mengandung protein yang dapat merangsang pertumbuhan
ternak lele
dengan cepat.
AYAM PEDAGING
Aplikasi pada pakan :
-
Minggu-1 dan minggu-2 diberikan pakan jadi/pakan dari
pabrik 100%
-
Minggu-3 dan minggu-4 diberikan pakan jadi 75%, dedak halus
25% ditambah
BIOTON. 1 (satu) kg dedak ± 2 sendok makan BIOTON.
-
Minggu-4 hingga panen, pakan jadi 50%, dedak halus 50%
ditambah BIOTON.
Konsentrasi sama, 2 (dua) sendok makan BIOTON untuk 1 (satu) kg
dedak halus.
Aplikas Pada Minuman
Diberikan sejak awal dengan konsentrasi 1% (satu persen). 1 (satu)
liter BIOTON
untuk 100 liter larutan.
Cara pencampuran BIOTON dengan dedak halus
Aplikasi dicampurkan kedalam air yang akan digunakan untuk
mengolah dedak halus
sebelum diberikan kepada ternak.
Keuntungan Penggunaan BIOTON untuk ternak
-
Meningkatkan nafsu makan;
-
Meningkatkan feed efisiensi sampai 20%;
-
Meningkatkan ketahanan terhadap penyakit sehingga dapat
menurunkan angka
kematian;
-
Pada kondisi penggunaan pakan jadi (dari pabrik) 100%,
penggunaan BIOTON dapat
mempercepat masa panen minimal 5 (lima) hari. Aplikasi hanya
diberikan pada
minuman;
-
Penggunaan BIOTON dengan modifikas pakan, hasil produksi
diperkirakan sama
dengan penggunaan pakan jadi 100% tanpa BIOTON (ada penghematan
biaya pakan
± 20%).
-
BIOTON mengandung hormon tumbuh alami dari tanaman yang
tidak berbahaya bagi
manusia dan hewan;
-
BIOTON mengandung mineral yang dibutuhkan ternak unggas
dalam kondisi yang
berimbang tepat;
-
BIOTON mengandung perotein yang dapat merangsang
pertumbuhan ternak unggas
dengan cepat.
AYAM PETELOR
BIOTON diberikan pada air minum setiap hari dengan jumlah dan
ukuran sebagai berikut
: (untuk 1.000 ekor ayam)
Fase Starter Fase Grower Fase Layer
Minggu Cc/liter Minggu Cc/liter Minggu Cc/liter
1 50 7 220 17 405
2 85 8 245 18 420
3 125 9 270 19 440
4 145 10 290 20 460
5 170 11 310 21 445
6 195 12 330 22 545
TOTAL 760 13 345 23 580
14 360 24 590
15 375 25 600
16 390 26 605
TOTAL 3135 27 615
28-30 610
TOTAL 5000
Keuntungan Penggunaan BIOTON
-
Mampu meningkatkan produksi sampai 25%
-
Pada fase starter terjadi penghematan pakan ± 0,31/ekor;
-
Pada fase grower terjadi penghematan pakan ± 0,97 kg/hari.
KELAPA SAWIT
POC Bioton adalah Zat Pengatur Tumbuh [ZPT] Organik dengan kandungan
: Auxin,
total 87 ppm, Giberillin 98 ppm dan Sitokinin 27 ppm. Unsur hara
makro [N, P, K,
Mg, Ca dan S] dan unsur hara mikro [Fe, Cu, Mn, B, Zn, Mo]
terkandung dalam
BIOTON dalam jumlah yang relatif kecil. Kompisi tersebut
menjadikan POC Bioton
mampu membantu pertumbuhan Kelapa Sawit untuk :
√ Mempercepat proses inisiasi perkembangan benih kelapa sawit;
√ Meningkatkan dan memperbaiki vigor benih dan bibit tanaman kelapa
sawit;
√ Mempercepat laju pertumbuhan bibit maupun tanaman baru;
√ Meningkatkan produksi kelapa sawit melalui peningkatan jumlah buah
per tandan dan
peningkatan jumlah tandan buah per pohon per tahun;
√ Memperpanjang usia produktif melalui percepatan umur kualitas
produksi dan
ketahanan tanaman untuk berproduksi lebih lama;
√ Meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk dasar pada setingkatan
umur tanaman;
Dengan kemampuan yang dimiliki POC Bioton, maka produk ini dapat
dimanfaatkan/diaplikasikan pada berbagai fase pertumbuhan tanaman
kelapa sawit.
A. APLIKASI PADA PERKECAMBAHAN BENIH KELAPA SAWIT
Benih Kelapa Sawit yang telah dilepas dari sabut/daging buahnya,
dipukul-pukul
sehingga ada bahan tempurung yang retak. Kemudian benih dengan
tempurung yang
retak tersebut direndam dalam larutan dengan dosis 20 cc (duapuluh
cc) per liter
air, selama 18 (delapan belas) jam. Selanjutnya benih diangkat dan
ditiriskan untuk
diberi perlakuan dengan larutan Dithane M-45 0,2% selama 1-2
menit. Kemudian
tiriskan kembali dan simpan dalam kotak/kaleng pengecambahan.
Usahakan ruang simpan
bersuhu 27° C. Setelah 1 (satu) minggu benih sudah mulai
berkecambah.
Perlakuan pada fase perkecambahan benih kelapa sawit akan
meningkatkan
keserempakan tumbuh kecambah dan menekan/menurunkan prosentase
benih afkir.
B. APLIKASI PADA FASE PRE-NURSERY
Benih yang sudah berkecambah di-spray dengan larutan 2 cc (dua cc)
per liter air,
kemudian ditanam di lokasi pendederan. Pada umur 2 (dua) minggu
bibit di-spray
dengan larutan 2 cc (dua cc) per liter air. Perlakuan diulang
setiap 2 (dua)
minggu sekali.
C. APLIKASI PADA MAIN NURSERY
Tanaman di-spray dengan larutan dosis 4 cc (empat cc) per litar
air setiap 20
(duapuluh) hari sekali. Pada umur 8 (delapan) bulan bibit sudah
siap dipindahkan ke
lokasi pertanaman. 1 (satu) minggu sebelum bibit
dipindahtanamankan, tajuk bibit dispray
dengan larutan 2 cc (dua cc) per liter air. Perlakuan ini
dilakukan untuk
mempercepat tumbuh kembang akar di lapangan.
D. APLIKASI PADA TANAMAN UMUR 0-1 TAHUN
Tajuk tanaman di-spray sampai basah dengan larutan dosis 2 cc (dua
cc) per liter air
setiap 20 (duapuluh) hari sekali.
E. APLIKASI PADA UMUR 1-3 TAHUN
Aplikasi dilakukan 1 (satu) bulan sekali dengan larutan dosis 4 cc
(empat cc) per
liter air.
F. APLIKASI PADA UMUR 3-10 TAHUN
Aplikasi dilakukan 2 (dua) bulan sekali dengan larutan dosis 4 cc
(empat cc) per
liter air.
G. F. APLIKASI PADA UMUR 10-18 TAHUN
Aplikasi dilakukan 2 (dua) bulan sekali dengan larutan dosis 2 cc
(dua cc) per liter
air.
H. APLIKASI PADA UMUR 18 TAHUN LEBIH
Aplikasi dilakukan 2 (dua) bulan sekali dengan larutan dosis 4 cc
(empat cc) per
liter air.
Efek aplikasi terhadap tanaman dan produksi :
Tanaman lebih cepat tumbuh;
Jarak vertikal untuk pelepasan daun menjadi lebih renggang,
sehingga tanaman terlihat
lebih cepat tinggi. Kondisi ini sangat memungkinkan terjadinya
penyerbukan yang relatif
sempurna hingga jumlah buah per tandan dapat meningkat ± 10%;
Produksi tandan per pohon per tahun dapat meningkat 20%-30%;
Akar akan tumbuh dan berkembang secara ekstensif, sehingga
penggunaan pupuk dasar
lebih efisien. (Pupuk dasar dapat diberikan pada antara 100%-70%
dari dari dosis
normal);
Umur produktif tanaman bertambah setidaknya 10%;
Total produksi buah per tahun meningkat 25% - 35% dari kondisi
normal (tanpa
aplikasi Bioton)
KARET
A. APLIKASI PADA PERSEMAIAN BIBIT
1 (satu) minggu setelah pertumbuhan kecambah sempurna (fase
bayonet) dan sebelum
dipindahkan ke persemaian bibit, lakukan penyemprotan larutan
dengan dosis 4 cc
(empat cc) per liter air guna menurunkan/mengurangi prosentase
kematian bibit di
persemaian;
Ulangi penyemprotan 15-20 hari sekali dengan dosis 5 cc (lima cc)
per liter air
dengan maksud : (1) untuk memperoleh tanaman batang bawah yang
sehat dan cepat
pertumbuhannya; (2) untuk memperoleh tanaman batang bawah yang
mudah di okulasi
(kulitnya mudah mengelupas) sehingga okulasi dapat dengan mudah
dilakukan; (3)
untuk memperoleh hasil (prosentase) okulasi yang lebih tinggi;
Pada teknik okulasi coklat (brown budding) penyemprotan terakhir
di pembibitan
diperkirakan bibit untuk batang bawah berumur 9 (sembilan) bulan
diameter berkisar ±
2 cm;
Untuk teknik okulasi hijau (green budding), penyemprotan
dihentikan pada usia
batang bawah berumur 3-5 bulan (masih berwarna hijau) pada
diameter ± 1 - 1,5 cm
dan tinggi tanaman ± 60 cm;
Pada penanaman okulasi Stum Mini, Okulasi Mata Tidur dan Stum
Tinggi, celupkan
akar tanaman selama ± 10 menit kedalam larutan dengan dosis 6 cc
(enam cc) per
liter air. Hal ini dimaksudkan untuk merangsang pertumbuhan
akar-akar baru.
B. APLIKASI PADA TANAMAN BELUM MENGH ASILKAN (TBM)
Lakukan penyemprotan dosis 6 cc (enam cc) per liter air setiap 20
(duapuluh)
hari sekali, dengan maksud: (1) merangsang pertumbuhan cabang; (2)
segera didapat
tanaman dengan mahkota yang lebih cepat dan baik (rimbun) sehingga
proses
fotosintesa dapat lebiha sempurna; (3) menambah kesuburan
pertumbuhan dan
memperoleh cabang yang rimbun.
Aplikasi pada fase ini dapat dihentikan pada usia ± 15 - 18 bulan
sejak saat tanaman
karet masiha dimungkinkan penyemprotan lewat daun karena
ketinggian tanaman ± 2,5
meter - 3 meter.
Aplikasi dapat dilakukan bersamaan penyemprotan fungisida, misal
kopper-Oxyclosidu,
Dithane M45 dll, untuk mencegah terhadap gangguan tunas-tunas baru
dari serangan
jamur.
BUDIDAYA UDANG
APLIKASI
PADA KOLAM
Aplikasi
Tahap I
Setelah
kolam diairi untuk pertama kalinya (ketinggian air 10-15 cm) kolam diberi
Bioshrimp secara
merata per
hektar luas kolam = 8 liter.
Aplikasi
Tahap II
Pada kolam
pendederan benur, per minggu sebelum benur ditanam, kolam pendederan diberi
Bioshrimp
10 cc/m2
luas kolam pendederan.
Aplikasi Tahap
III
Bioshrimp
diberikan pada kolam produksi pada saat udang berumur 2 (dua) bulan dosis per
hektar kolam
= 10 liter
APLIKASI PADA PAKAN UDANG
Bioshrimp
dicampur pada pakan dengan cara disemprotkan dan pakan dikering-anginkan
sebelum
diberikan
pada udang.
Aplikasi I
Dilakukan
pada pakan udang, saat udang berumur 3 (tiga) minggu dosis 0,04% dari berat
pakan.
Aplikasi
II
Dilakukan
pada pakan udang, saat udang berumur 6 (enam) minggu dosis 0,04% dari berat
pakan.
Aplikasi
III
Dilakukan
pada pakan udang saat udang berumur 9 (sembilan) minggu dosis 0,04% dari berat
pakan.
Keunggulan :
Menurunkan tingkat kematian udang sampai 70%
Meningkatkan produksi totak 15%-28%
Meningkatkan kualitas produksi sehingga
prosentase udang BS menurun 30%-40%